Tuesday, February 13, 2007

ku hirup nafas alamMu dalam-dalam


dan malam terus melarut mencumbu bulan
penuh keanggunan yang kau sinarkan
lewat celah-celah awan yang begitu tenang
sementara bintang-bintang terus mengerjap tiada henti
pada danau yang bening dan memantul
kala riak-riaknya lembut bersentuhan

aku berdiri dan menatap alam ini
tak terasa perjalanan hampir kucapai
kulepas lelah menatap bulan di danau
kuhilang dahaga dengan airnya bertabur bintang
berbaringku menatap langit yang berawan
ada ketenangan yang kurasakan
bersama sirnanya kelelahan dan kesuntukan

sunyi adalah disini
damai adalah disini
kuhirup nafas alam ini dalam-dalam…

tak terasa malampun berlalu
sisa-sisa unggun masih berusaha menghangatkan
walau hanya tinggal bara-bara berasap
aku bangkit dan mulai berjalan lagi
menyongsong fajar di puncak kemerahannya
yang terselip di balik hijaunya bebukitan
setelah kabut-kabut sirna di lembahnya

kutatap jauh ke depan
ada asa-asa memanggil suara hatiku
entah mengapa… selalu
aku merasa ditantang oleh alam
seakan ingin kudipeluknya, dicumbunya, dirayunya
dalam segarnya udara dalam nyamannya hutan

sunyi adalah disini
damai adalah disini
kuhirup nafas alam ini dalam-dalam…

di puncak pendakian mataku menerawang
ke segenap arah, ke segala penjuru
ada rasa kemenangan bersorak di dada
sesaat hilang segala persoalan
sesaat sirna semua kegalauan
yang ada hanya ketenangan… kedamaian
aku ucap cinta padaMu

Aku hirup nafas alamMu dalam-dalam.


Air Tawar,
24 September 94

No comments: